Rabu, 04 Desember 2013

Ini "judul" nya




Hari itu pas banget hari senin yang suka disebut “monster day” entah kenapa mereka suka menyebut hari senin sebagai monster day?! Kalo gue secara langsung siih ngatain hari itu sebagai hari monster day, karena liat deh pelajaran-pelajaran gue hari senin itu horor-horor, ditambah setiap senin itu ada upacara bendera sebagai tanda warga Indonesia bukan?! Ya tentu jelas seperti itulah pemikiran anak-anak remaja sekarang, dan tanpa dia ketahui kita cuman numpang idup di Indonesia termasuk gue <--liat deh pejuang” jaman daholo yg sekarang udah pada wafat. mereka memperjuangkan keluarga,fisik dan batin nya cuman buat Indonesia aja bro!! kek lagu nya dinda ft abdul “just for you” rrr please bukann ini cerita gue sesungguh nya ..
Waktu jam terakhir pagi selesai, pas jam 14.00 kelas gue keluar untuk mencari beberapa makan siang dan ga lama anak-anak agen bin gentong masuk kembali jam 14.30  *lah mau ngapain? Bukan nya langsung balik-__- karena kebiasaan kelas gue sehari hari belajar disekolah itu ada pel sore nya, pas jam pelajaran sore masuk dan saat itu pula  pelajaran matematika. Guru gue niih kenalin dia adalah guru yg cakep *menurutkelasguesihgitu, dia disebut om yaa karena dia yg paling muda cakep pula:3 dia ngajar matematika dipelajaran pagi maupun sore.. gile ga ada cape-cape nya kan? Nah maka dari itu gue diajarin buat strong kek beliau niih yg ngajar dari pagi meletuk sampe sore meletok (?)
Pas KM gue nyiapin untuk berdoa, gue pun berdoa doa sebelum belajar *tapi jan gan mikirin gimana gue doa nya, asli itu pasti aaaaaaaaaaaaaaimut banget :3
Nah pak kece mulai ngajar nih, dia mengajar tentang gradien *kalo ga salah sih, nah dari situ gue mulai belajar serius dan setelah gue badmood, gue berpindah alih ke tempat arif, resma, sama dewi. Dan pasti itu ga akan bener belajar nya karena yang bener Cuma dewi. Saat itu pak kece mulai memberi soal, karena waktu itu otak gue udah mulai keluar asep, semua orang sibuk lagi ngitung, begitu pula dengan arif, resma, dan dewi tiba-tiba~ “WOY 24 24 berapa?” teriak resma dengan semangat membara layaknya anak kecil diberi lollipop, karena gue selaku teman yang baik dan tidak benar(?) dan pendengaran gue yang sangaaaaat baik, dengan semangat membara, gue menjawab “25 reeessss”. Semua hening, resma mulai cengo, diapun bertanya pada Dewi selaku orang yang paling bener di kelompok itu, “Dew, emang 24+24 berapa?” maklum, karena otak mulai ngga bener, semuanya pun mulai ngaco “kayanya 48 deh res”  resma pun memuji syukur kepada allah karena telah melemparkan sebuah cahaya dalam kesuraman kelompok absurd itu, muka resma cerah seketika “nit, lu dapet 25 dari mana?” Tanya resma dengan muka innocent “kan abis 24, 25 res” muka tados pun gue tunjukan, resma pun berinisiatif untuk tidak merespon pernyataan gue. Ga lama ketika kami bertiga sedang mengerjakan tugas arif nanya ke gue sama resma “nit,res 3+4 berapa” saking eneg nya gue denger dia nnya kek begituan ke gue sama resma akhir nya kita berdua menjawab kompak 9 rif *muka tados-_- dan ternyata tanpa gue sadari ternyata bukan kami bertiga saja yg sudah badmood akan pelajaran itu temen-temen kls pun begitu.. tiba-tiba raihan datang ke kelompok suram itu, “rif, 10-7 berapa?” arif dengan super nya dia jawab “17 han, lu gitu aja ga bisa --“ jawab arif dengan nada so pinter, gue dan resma yang mendengar pernyatan itu pun tertawa tersedu-sedu “eh elu so pinter banget sih rif, jawabannya 3 bego -,-“ jawab resma sambil muka nge-eneg-in-nya.
Dari situlah hitungan baru anak absurd yang berasal dari Arif, Gue Annid, Resma dan Dewi, yaaa 24 24 = 25 dan 10-7=17

Kamis, 19 September 2013

"Just Give Me A Reason"





Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And I your willing victim
I let you see the parts of me
That weren't all that pretty
And with every touch you fixed them

Now you've been talking in your sleep, oh, oh
Things you never say to me, oh, oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again

I'm sorry I don't understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin'
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')

You've been havin' real bad dreams, oh, oh
You still lie so close to me, oh, oh
There's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh, our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
I never stopped
You're still written in the scars on my heart
You're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, tear ducts and rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
You're holding it in
You're pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We'll come clean

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh, oh, that we're not broken just bent
And we can learn to love again

Minggu, 15 September 2013

Mengapa matematika diangap susah oleh siswa/i?




Jika di prediksikan pelajaran matematika pastinya sudah sangat lama di Indonesia,mungkin sebelum saya lahir sudah ada matematika tapi dengan nama yang lain. Tetapi kenapa matematika dianggap “selalu” susah dan membingungkan bagi para siswa/I terutama saya? Dari hasil survei saya di sekolah ternyata penyebab pelajaran matematika sulit sebagian besar ada 2 bagian, yaitu : Karena banyaknya angka jadi membuat ruet dan tidak adanya variasi yang menyenangkan dalam pembelajaran.
Memang kalau tanpa angka tidak mungkin bisa disebut pelajaran matematika. Tetapi yang membuat saya bingung sekaligus setuju adalah pilihan yang kedua! tidak adanya variasi yang menyenangkan itulah yang membuat siswa siswa tidak begitu senang akan adanya matematika. Sayapun sering berfikir kenapa saya belajar matematika terus menerus?apakah aljabar,aritmatika,kesebangunan,persamaan garis atau yang lain benar benar bermanfaat bagi kehidupan nanti?sepertinya banyak juga yang berfikiran seperti saya.
Mungkin sebaiknya para guru lebih membuat kelas semenyenangkan mungkin,dengan cara lebih banyak membuat perumpamaan matematika dalam kehidupan nyata, sedikit hiburan atau yang lainnya. menurut saya sebagai siswa pastinya itu sangat mendorong saya sebagai siswa untuk belajar lebih giat dan menyenangkan.